Lilypie 4th Birthday PicLilypie 4th Birthday Ticker
Lilypie 2nd Birthday PicLilypie 2nd Birthday Ticker

Wednesday, January 26, 2005

Etika Berta'aruf

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh

Smoga tulisan berikut bermanfaat bagi kita semua....
Terkhusus untuk saudara-saudariku yang ingin menggenapkan diennya...
Fastabiqul khairoot !

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh

al faqir ilallah



[dari mba’ Cici di Batam] thx a lot yach...jazakillah khairon katsiron

----------------

Untuk menentukan pasangan hidup tentunya tidak mudah seperti yang pernah saya uraikan beberapa waktu lalu bahwasannya kita harus menerima pasangan kita itu apa adanya tanpa pamrih. Untuk semua itu kita harus mengerti latar belakang kehidupan yang membentuknya dari beberapa tinjauan :
1. Masa Kanak-kanak
2. Masa Remaja
3. Masa Pendewasaan dirinya hingga bertemu dengan pasangannya.

Menjalin hubungan menuju jenjang perkawinan bukanlah hal yang gampang tapi juga bukan sesuatu yang sulit untuk dihadapi. Kalau kita melihat keadaan zaman sekarang tentunya ada banyak hal yang mendorong orang untuk menikah, misalnya :
1. Untuk melengkapi status jangan sampai dibilang tidak laku atau mempunyai kelainan jiwa seperti guys atau homo…………
2. Memenuhi kebutuhan biologis…………….
3. MBA (married by accident) karena pergaulan bebas, dsb.

Tapi ada satu hal yang terkadang banyak dilupakan orang bahwa PERNIKAHAN itu merupakan KUNCI IBADAH bukan semata-mata untuk melengkapi status atau karena terjadinya hal-hal diluar norma sosial.
Maka Pernikahan didalam agama terutama ISLAM merupakan sesuatu yang SAKRAL bukan untuk suatu percobaan…….bila cocok terus bila tidak lepas….sehingga satu-satunya hal yang HALAL tapi sangat dibenci Allah adalah PERCERAIAN.
Untuk menghindari PERCERAIAN dari suatu PERNIKAHAN maka didalam ISLAM diberikan cara yang ma’ruf dalam memulai suatu hubungan dengan sama-sama menjaga marwah pihak perempuan dan lelaki. Salah satunya adalah TAARUF sebelum menuju jenjang yang lebih jauh.

Ta’aruf adalah suatu bentuk pendekatan yang sangat dianjurkan dalam ISLAM bila seorang pria berniat serius dengan seorang wanita untuk mengenal KEPRIBADIAN orang yang akan dipilihnya untuk mendampingi sisa-sisa hidupnya dalam susah dan senang, dalam tawa dan tangis, dalam kesedihan dan kebahagiaan. Orang yang akan menjadi tumpuan kasih sayang dan cinta…….yang menjadikan diri seseorang merasa dibutuhkan dan dihargai,
Tentunya dia ingin mendapatkan kebaikan itu dengan cara yang ma’ruf menurut ajaran agama, bukan cara-cara anak-anak muda sekarang ataupun dengan cara – cara jahiliyah Maka didalam Islam tidak dikenal kata PACARAN , TUNANGAN dll.


Ta’aruf dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:

A. PENDEKATAN MELALUI MURROBBI (PENGHUBUNG)

Pendekatan ini biasanya digunakan oleh teman-teman yang sudah tinggi tingkat pemahaman ilmunya sehingga dia sangat yakin akan ijtihatnya memilih pasangan hidupnya dengan bantuan murobbi yang dipilihnya.

Murrobi itu dapat diambil dari pihak siwanita sendiri atau langsung dari pihak pria yang mengenal keluarga tersebut dengan baik atau orang lain yang dapat dipercayai untuk tugas ini.
Tentu saja seorang MUROBBI itu dapat dipercaya baik dari akhlaknya , tutur katanya dan kesetiaannya.

Tugas Murrobi adalah mencari informasi tentang pasangan wanita atau pria yang berhubungan erat dengan :
1. Pola pikir dari pria/wanita yang sedang dimonitor.
2. Prilaku/akhlak pria/wanita itu baik terhadap keluarga maupun kerabat dan sahabatnya.
3. Keadaan keluarga pria/wanita, bukan menilai kaya atau miskin tapi lebih bersifat sprituil, keharmonisan antara anggota didalamnya dsb.
4.Menjaga kerahasiaan baik itu aib keluarga siwanita/pria yang dibantunya. Sehingga marwah dari keduabelah pihak tetap terjaga dan tidak ada fitnah pada keduanya, tentu saja keduabelah pihak harus tetap saling menghormati dan menjaga jangan sampai terjadinya pertengkaran dan saling membukakan aib masing-masing bila aib itu harus disampaikan sebagai bahan pertimbangan keduanya.

Contoh:
Si wanita mempunyai cacat pada tubuhnya, salah satu dari anggota tubuhnya tidak sempurna karena suatu kecelakaan dimasa kecilnya, seorang murrobi (tentu saja harus seorang wanita pula yang diminta mewakili melihat auratnya) wajib memberitahukan pada pihak pria agar jangan merasa dirugikan bila terjadinya PERNIKAHAN diantara mereka.

Dan pihak pria pun harus berbesar hati untuk menerima keadaan tersebut, namun bila tidak dapat dan dipilih untuk membatalkan…………..maka caranya haruslah ma’ruf, jangan sampai menyakiti atau membuat pihak wanita merasa dihina dan dipermalukan dan pihak priapun harus menjaga kerahasiaan ini dari orang-orang yang tidak punya kepentingan agar tidak terjadi fitnah. Dan dari titik ini pula pihak wanita dapat menilai bahwasannya pria tersebut lebih memandang dirinya secara fisik bukan melihat keberagam ciptaan sang KHALIK dengan segala bentuk kelebihan dan kekurangan yang telah menjadi takdir hidup seseorang. Insyallah, bila ada pria seperti ini maka itu bukanlah pria yang baik untuk menjadi suami yang dapat memimpin kita dalam beribadah kepada ALLAH….karena ibadah kepada Allah adalah menerima dengan ikhlas sesuatu yang tidak kita senangi tapi itu disenangi oleh ALLAH dan menghindari seseuatu yang dibenci ALLAH sekalipun kita sangat cinta akan hal itu. Dan sebaliknya juga begitu bila ada seorang wanita hanya menginginkan pria secara fisik dan materinya saja maka Insyallah wanita itu tidak layak untuk dijadikan pendamping hidup karena dia tidak akan tahan hidup susah dengan segala beban penderitaan yang akan dijalani pada hari-hari ,bulan-bulan, tahun-tahun pernikahan yang mengalami pasang surutnya kehidupan. Baik wanita maupun pria seperti ini akan dengan mudah meninggalkan pasangannya hanya untuk mengejar kesenangan dunia bagi dirinya sendiri, dia tidak akan memikirkan kelanjutan nasib anak-anaknya sekalipun dari PERNIKAHAN mereka telah membuahkan anak-anak.

Masih banyak lagi contoh , seperti beberapa tahun yang lalu ada seorang artis pria menikahi seorang wanita. Ternyata siwanita itu dianggap sudah tidak perawan lagi dimatanya dan PERCERAIANnyapun diekspos media masa dengan menyudutkan pihak wanita dan keluarganya. Masyallah, pria macam apa pula yang tega membuka aib istrinya sendiri kepada orang-orang yang tidak mempunyai kepentingan akan hal tsb. Sekalipun pria itu merasa ditipu seharusnyalah kalau mau menceraikan harus dengan cara yang ma’ruf karena memintanya dengan cara yang ma’ruf. Si wanita telah dihancurkan marwah dirinya sebagai seorang manusia sekaligus hamba Allah yang mulai menyadari kekeliruan dan dosanya dimasa lalu…..apakah dia tidak pantas mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki dirinya dimata manusia terutama dimata suaminya???????sedangkan ALLAH memberikan kemudahan bagi hambaNYA untuk bertoubat.

Seharusnya sebagai pria dewasa yang bijak si artis pria tadi harus berkaca pada diri dan prilakunya selama ini, adakah dia seorang pria yang menjaga kemaluannya??????? Tidak main perempuan ???? tidak minum dan berjudi??????? tidak mendatangi diskotik lounge atau karaoke lounge atau tempat maksiat yang lainnya??????? Dia menuntut istrinya harus suci, harus berdarah dimalam pertamanya???? na’udzubillah min dzalika. Sekalipun si wanita itu tidak sesuci yang diinginkannya, dia adalah Hamba ALLAH yang wajib dijaga marwah diri dan keluarganya. Kalau benar si wanita tidak perawan karena berhubungan intim dengan orang – orang dimasa lalunya maka jangan cepat mengambil kesimpulan bahwa dia bukan seorang yang baik karena banyak latar belakang yang membuat peristiwa itu terjadi……makanya kita harus mengetahui masa kanak-kanak seperti apa yang dilaluinya bersama keluarga dan lingkungannya…masa remaja yang bagaimana yang telah dijalaninya bersama keluarga dan teman-temannya dan pria harus mengkoreksi dan introspeksi dirinya sesuci itukah???????
Bila dia merasa tidak pernah mencium apalagi mencumbu wanita sebelumnya….tidak pernah pacaran……tidak pernah berhubungan intim dengan wanita manapun….belum berarti dia suci……pernahkah dia melakukan ONANI?????? ……..itu sudah cukup untuk menjadi jawabannya…..toh sudah termasuk zina juga…..lantas apa bedanya…sama – sama ngga’ perawan dan perjaka.
Seseorang dikatakan perawan atau perjaka adalah seseorang yang tidak pernah merasakan , melakukan hal-hal yang dapat memuaskan hajat biologisnya saat dia membutuhkan. Perawan atau perjaka bukan ditinjau dari berdarah atau tidaknya….tapi kesucian hati untuk mengakui bahwa kita pernah atau tidak melakukan suatu perbuatan yang mengarah pada ZINA, baik itu ZINA KERING ATAU BASAH. Dan seorang pria pun harus berbekal ilmu pengetahuan tentang kesehatan dan kedokteran….bahwasannya KEPERAWANAN seorang wanita tidak dapat diukur dengan berdarah atau tidak dimalam pertama…..karena selaput darah itu ada belasan macam bentuk dan specifikasinya…ada yang tipis, tebal, lentur, seperi bulan sabit, donat, saringan, dan juga tergantungan fisik dan mental wanita itu sendiri secara psikologis saat bersenggama.

Hal-hal seperti ini harus menjadi suatu TELAAH YANG SEHAT didalam ta’aruf. Maka amati wanita/pria yang akan kita jadikan pasangan hidup untuk beribadah itu dari ESENSI nya bukan dari fisik dan materinya, sekalipun hal itu perlu untuk asesoris tapi bukan yang terpenting. Hal-hal seperti ini harus dipertimbangkan dalam ta’aruf. Bila memang tidak dapat menerimanya maka akhiri segera dengan cara yang ma’ruf dengan tidak mempermalukan pihak manapun.


B. PERHATIKAN TEMAN YANG ADA DISEKITARNYA
“ Bila Kau ingin mengenal seseorang maka perhatikan Siapa teman dekatnya baik temannya Insyallah maka baiklah ia dan bila jelek temannya maka jeleklah ia” sabda Rasul.

Bila kau duduk disatu kaum maka kau termasuk dalam golongan kaum tersebut (Al-qur’an)

Maka hati – hatilah kita memilih teman….sekalipun kita tidak mengikuti apa yang diperbuatnya secara langsung…pasti ada imbas yang tertinggal dialam bawah sadar kita….contoh kita berteman dengan seorang yang hobby pergi ke diskotik….Insyallah suatu saat mau atau tidak kitapun ikut dengannya entah itu hanya satu kalisaja seumur hidup…..karena akan banyak sekali hal-hal yang mendorong kita untuk ikut bersamanya. Maka bila kita mengenal temannya dengan baik Insyallah kita minimal sudah mengantongi satu point dimasa remaja dan masa pendewasaan dirinya. Dengan bermodal hal itu kita dapat menelusuri sifatnya lebih jauh.


C. PERHATIKAN LINGKUNGAN SOSIALNYA

Lingkungan sosial sedikit banyak sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa seseorang baik itu anak-anak maupun orang dewasa.
Didalam teori biologi bahwasannya secara GEN maka seorang anak akan mengikuti “GEN” orangtuanya sebanyak 75% dan lingkungan berpengaruh hanya 25% pada perkembangan kejiwaanseseorang. Kenyataannya Lingkungan lebih berperan dalam mempengaruhi kejiwaan seseorang terutama anak dimasa perkembangan (Balita dan Remaja) maka hubungan genotif dan fenotif tersebut berbanding terbalik, fenotif 75% berperan dalam proses perkembangan dan genotif hanya 25% saja. Makanya ulasan saya mengenai hubungan suami istri dimulai dari mengenali dan memahami masa-masa yang pernah dilaluinya menuju pendewasaan diri. Sehingga keharmonisan komunikasi akan tercapai. Baik itu di dalam ta’aruf maupun PERNIKAHAN.

D. BERTAARUF TANPA MUROBBI
Ta’aruf juga dapat dilakukan langsung oleh orang yang berhajat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bila berkunjung jangan sendiri, untuk menghindari fitnah dan prasangka. Selain itu juga menjaga hal-hal yang bisa saja terjadi bila keduanya bertemu secara langsung tanpa adanya pemdamping. (Bila itu terjadi maka tidak ada istilah Ta’aruf).
2. Saat berkunjung hendaklah lebih mengutamakan untuk bersilaturrahmi dengan keluarganya bukan dengan wanita /pria tsb. Dengan menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga maka kita akan mendapatkan informasi yang akurat tentang diri dan prilaku serta sifatnya…karena komunikasi yang terbentuk dengan dasar keakraban dan spontanitas kesil sekali kemungkinan adanya informasi yang dibuat-buat mengenai suatu hal karena ada saja pihak-pihak yang keterlepasan bicaraan tentang suatu hal yang sedang kita cari.
3. Ta’aruf dapat dilakukan dengan media elektronic mengingat perkembangan jaman…tetapi bukan berarti membuka peluang untuk mengarah pada hal-hal yang buruk, misal a. Telpon, gunakanlah untuk mendekat diri pada keluarganya dengan berbicara pada anggota keluarganya seperti dengan orangtua dan saudaranya. Bila ada hal yang penting sekali bolehlah bicara langsung tanpa mengundang nafs.


E. VIA SURAT / E-MAIL

Tentunya kita perlu untuk membicarakan hal-hal yang principle bukan sejenis surat-surat cinta yang mendayu-dayu….tapi surat yang berisikan ajakan untuk melakukan sesuatu hal yang ma’ruf karena ALLAH…..lihat kisah cinta Khail Qibran dan mariam yang sangat terkenal…didalamnya masih ada nuasa yang yang mengingatkan akan keberadaan penciptanya sekalipun keduanya bukan ISLAM (Insyallah kalau tidak salah….tolong dikoreksi)

Semua itu adalah alat, tinggal kita yang menggunakannya kearah mana….pisau tidak selamanya dapat membunuh seseorang….penapun terkadang lebih tajam dari sebilah pisau. Maka amati,kenalilah dia dengan cara yang ma’ruf………luruskan niat dan bertawwakallah pada ALLAH SWT. Aam in.
Semoga berkenan, pada ALLAH saya mohom maghfirohNYA dan kepada sahabat yang membaca bila ada kesalahan mohon dikoreksi….inilah batas pengetahuan saya. Saya membuka diri untuk berdiskusi.

Syukron katsiro,


wassalam




0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Name :
Web URL :
Message :
smileys