Lilypie 4th Birthday PicLilypie 4th Birthday Ticker
Lilypie 2nd Birthday PicLilypie 2nd Birthday Ticker

Wednesday, May 04, 2005

Sepenggal kisah tauladan kita .....[edisi rabiul awal 1426 H]

Sungguh telah ada pada diri Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS. 33 : 21).

Ikhwati wa akhawati fillah,
Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mengutus seorang Rosul, tempat kita mendapatkan gambaran real sosok manusia terbaik, seorang ayah terbaik, seorang suami terbaik, seorang negarawan terbaik, seorang pengusaha terbaik, seorang tetangga terbaik, seorang pendidik terbaik, dan masih banyak lagi lainnya yang tentunya setiap kita gali dari berbagai sisi kehidupan manusia maka muara keteladanan selalu akan berujung pada pribadi Rosulullah SAW, seorang abdillah yang sangat peduli terhadap ummatnya, bahkan di saat terakhir menjelang kepergian insan mulia ini menemui Sang Khaliq, Allah SWT, khabar gembira yang selalu beliau nantikan adalah khabar gembira tentang kondisi ummatnya kelak. Begitu peduli dan all outnya beliau membela dan memperjuangkan agar ummatnya ’mendapatkan posisi terbaik’ !!
Lalu, bagaimana dengan kita ? Ummat nya yang beliau perjuangkan ?!!

Semoga artikel berikut dapat mentrigger kecintaan kita kepada Rosulullah SAW yang pada akhirnya dapat menggelorakan semangat kita untuk meneladaninya dalam segala aspek kehidupan kita baik sebagai pribadi maupun sebagai makhluk sosial.
(Allah akan menempatkan seorang dengan di akhirat kelak bersama apa yang dicintainya. Sungguh Allah pasti akan menepati janjinya)

Fastabiqul khairoot !!!

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Akhukum fillah


~~~ Detik-detik Terakhir Kehidupan Insan Mulia~~~
.
.

Dari Ibnu Mas'ud ra bahawasanya ia berkata: Ketika ajal
Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah ra.

Kemudian baginda memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu
bersabda:"Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga
Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku
berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah
sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong
terhadap Allah."

Allah berfirman: "Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami
jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat
kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang
bertakwa."

Kemudian kami bertanya: "Bilakah ajal baginda ya Rasulullah? Baginda
menjawab: Ajalku telah dekat, dan akan pindah ke hadirat Allah, ke
Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila' la."

Kami bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan baginda ya
Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli bait. Kami bertanya:
Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?

Baginda menjawab: "Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah."

Kami bertanya: "Siapakah yang mensholatkan baginda di antara kami?"
Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: "Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu
semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah
aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku,
kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama
mensholatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian
Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tentaranya.
Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula hsolat
adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya,
dan kemudian kamu semua."

~~~
Semenjak hari itulah Rasulullah SAW bertambah sakitnya, yang
ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi baginda,
sampailah datangnya hari Senin, di saat baginda menghembus nafas yang
terakhir.

Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari Ahad, penyakit
baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah
selesai mengumandangkan adzannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah,
kemudian memberi salam: "Assalamualaikum ya Rasulullah?" Kemudian ia berkata
lagi "Assolah yarhamukallah."

Fatimah menjawab: "Rasulullah dalam keadaan sakit?" Maka kembalilah
Bilal ke dalam masjid, ketika bumi terang disinari matahari siang, maka
Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu ia berkata seperti perkataan
yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh ia masuk.

Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda: "Saya
sekarang dalam keadaan sakit, Wahai Bilal, kamu perintahkan saja agar Abu
Bakar menjadi imam dalam solat."

Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya
sambil berkata: "Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?"
Kemudian ia memasuki masjid dan berkata kepada Abu Bakar agar beliau menjadi
imam dalam sholat tersebut.

Ketika Abu Bakar ra melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong,
sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya
lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pingsan. Orang-orang yang berada di
dalam masjid menjadi ramai sehingga terdengar oleh Rasulullah SAW. Baginda
bertanya: "Wahai Fatimah, suara apakah yang bising itu? Siti Fatimah
menjawab: Orang-orang menjadi bising dan bingung kerana Rasulullah SAW tidak
ada bersama mereka."

Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas ra,
sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid.
Baginda solat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan
bersabda: "Ya ma'aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan
perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua
setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada
Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah
hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di
alam dunia ini."

Malaikat Maut Datang Bertamu
Pada hari esoknya, yaitu pada hari Senin, Allah SWTmewahyukan kepada
Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian
sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa
Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk,
maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia
tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali saja.

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia
menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat
kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: "Assalamualaikum
Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!" Fatimah pun keluar
menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: "Wahai Abdullah (Hamba Allah),
Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit."

Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: "Assalamualaikum.
Bolehkah saya masuk?" Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat
Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: "Siapakah yang ada
di muka pintu itu? Fatimah menjawab: "Seorang lelaki memanggil baginda, saya
katakan kepadanya bahwa baginda dalam keadaan sakit. Kemudian ia memanggil
sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma."

Rasulullah SAW bersabda: "Tahukah kamu siapakah dia?" Fatimah
menjawab: "Tidak wahai baginda." Lalu Rasulullah SAW menjelaskan: "Wahai
Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah kebersamaan dan
yang meramaikan kubur."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Masuklah, Wahai Malaikat Maut.
Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan 'Assalamualaika ya
Rasulullah." Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut.
Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"

Malaikat Maut menjawab: "Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut
nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang.

Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Malaikat Maut, di mana engkau
tinggalkan kekasihku Jibril a.s ? "Saya tinggal ia di langit dunia?" Jawab
Malaikat Maut.

Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril a.s. datang
kemudian duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasulullah SAW:
"Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat? Jibril
menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah."

~~~
Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: "Beritahu kepadaku Wahai Jibril,
apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab;
"Bahwasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat
telah berbaris untuk menyambut rohmu."

Baginda SAW bersabda: "Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai
Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi:
Bahawasanya pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah
berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum,
semuanya menanti kedatangan rohmu."

Baginda SAW bersabda lagi: "Segala puji dan syukur untuk Tuhanku.
Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril
menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang
pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Segala puji dan syukur, aku
panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar
yang menggembirakan aku?"

Jibril as bertanya: "Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin
tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: "Tentang kegelisahanku, apakah yang
akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah
yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan
sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul
Haram sesudahku?"

Jibril menjawab: "Saya membawa khabar gembira untuk baginda.
Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua
Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu."

Maka berkatalah Rasulullah SAW: "Sekarang, tenanglah hati dan
perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku?" Lalu Malaikat Maut pun
berada dekat Rasulullah SAW.

Ali ra bertanya: "Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan
memandikan baginda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab:
Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas
menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam
Syurga.

Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika
roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: "Wahai Jibril, alangkah
pedihnya maut."

Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu
Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang
mukaku? Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat
muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?" Akhirnya
roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW.

~~~ Kesedihan Sahabat
Berkata Anas ra: "Ketika aku lalu di depan pintu rumah Aisyah ra aku
dengar ia sedang menangis, sambil mengatakan: Wahai orang-orang yang tidak
pernah memakai sutera. Wahai orang-orang yang keluar dari dunia dengan perut
yang tidak pernah kenyang dari gandum. Wahai orang yang telah memilih tikar
daripada singgasana. Wahai orang yang jarang tidur di waktu malam kerana
takut Neraka Sa'ir."

Dikisahkan dari Said bin Ziyad dari Khalid bin Saad, bahwasanya
Mu'az bin Jabal ra telah berkata: "Rasulullah SAW telah mengutusku ke Negeri
Yaman untuk memberikan pelajaran agama di sana. Maka tinggallah aku di sana
selama 12 tahun. Pada satu malam aku bermimpi dikunjungi oleh seseorang,
kemudian orang itu berkata kepadaku: "Apakah anda masih lena tidur juga
wahai Mu'az, padahal Rasulullah SAW telah berada di dalam tanah."

Mu'az terbangun dari tidur dengan rasa takut, lalu ia mengucapkan:
"A'uzubillahi minasy syaitannir rajim?" Setelah itu ia lalu mengerjakan
solat.

Pada malam seterusnya, ia bermimpi seperti mimpi malam yang pertama.
Mu'az berkata: "Kalau seperti ini, bukanlah dari syaitan?" Kemudian ia
memekik sekuat-kuatnya, sehingga didengar sebahagian penduduk Yaman.

Pada esok harinya orang ramai berkumpul, lalu Mu'az berkata kepada
mereka: "Malam tadi dan malam sebelumnya saya bermimpi yang sukar untuk
difahami. Dahulu, bila Rasulullah SAW bermimpi yang sukar difahami, baginda
membuka Mushaf (al-Quran). Maka berikanlah Mushaf kepadaku. Setelah Mu'az
menerima Mushaf, lalu dibukanya maka nampaklah firman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati
pula?" (Az-Zumar: 30).

Maka menjeritlah Mu'az, sehingga ia tak sedarkan diri. Setelah ia
sedar kembali, ia membuka Mushaf lagi, dan ia nampak firman Allah yang
berbunyi:
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah
berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh
kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang,
maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada orang-orang yang
bersyukur?" (Ali-lmran: 144)

Maka Mu'az pun menjerit lagi: "Aduhai Abal-Qassim. Aduhai
Muhammad?" Kemudian ia keluar meninggalkan Negeri Yaman menuju ke Madinah.
Ketika ia akan meninggalkan penduduk Yaman, ia berkata: "Seandainya apa yang
kulihat ini benar. Maka akan meranalah para janda, anak-anak yatim dan
orang-orang miskin, dan kita akan menjadi seperti biri-biri yang tidak ada
pengembala."

Kemudian ia berkata: "Aduhai sedihnya berpisah dengan Nabi Muhammad
SAW?" Lalu iapun pergi meninggalkan mereka. Di saat ia berada pada jarak
lebih kurang tiga hari perjalanan dari Kota Madinah, tiba-tiba terdengar
olehnya suara halus dari tengah-tengah lembah, yang mengucapkan firman Allah
yang bermaksud:
"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati."

Lalu Mu'az mendekati sumber suara itu, setelah berjumpa, Mu'az
bertanya kepada orang tersebut: "Bagaimana khabar Rasulullah SAW? Orang
tersebut menjawab: Wahai Mu'az, sesungguhnya Muhammad SAW telah meninggal
dunia. Mendengar ucapan itu Mu'az terjatuh dan tak sedarkan diri. Lalu orang
itu menyedarkannya, ia memanggil Mu'az: Wahai Mu'az sedarlah dan bangunlah."


Ketika Mu'az sedar kembali, orang tersebut lalu menyerahkan sepucuk
surat untuknya yang berasal dari Abu Bakar Assiddik, dengan cop dari
Rasulullah SAW. Tatkala Mu'az melihatnya, ia lalu mencium cop tersebut dan
diletakkan di matanya, kemudian ia menangis dengan tersedu-sedu.

Setelah puas ia menangis iapun melanjutkan perjalanannya menuju Kota
Madinah.
Mu'az sampai di Kota Madinah pada waktu fajar menyingsing.
Didengarnya Bilal sedang mengumandangkan adzan Subuh. Bilal mengucapkan:
"Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah?" Mu'az menyambungnya: "Wa Asyhadu Anna
Muhammadur Rasulullah?" Kemudian ia menangis dan akhirnya ia jatuh dan tak
sadarkan diri lagi.

Pada saat itu, di samping Bilal bin Rabah ada Salman Al-Farisy ra
lalu ia berkata kepada Bilal: "Wahai Bilal sebutkanlah nama Muhammad dengan
suara yang kuat dekatnya, ia adalah Mu'az yang sedang pingsan.

Ketika Bilal selesai adzan, ia mendekati Mu'az, lalu ia berkata:
"Assalamualaika, angkatlah kepalamu wahai Mu'az, aku telah mendengar dari
Rasulullah SAW, baginda bersabda: "Sampaikanlah salamku kepada Mu'az."

Maka Mu'az pun mengangkatkan kepalanya sambil menjerit dengan suara
keras, sehingga orang-orang menyangka bahwa ia telah menghembus nafas yang
terakhir, kemudian ia berkata: "Demi ayah dan ibuku, siapakah yang
mengingatkan aku pada baginda, ketika baginda akan meninggalkan dunia yang
fana ini, wahai Bilal? Marilah kita pergi ke rumah isteri baginda Siti
Aisyah ra."

Ketika sampai di depan pintu rumah Siti Aisyah, Mu'az mengucapkan:
"Assalamualaikum ya ahlil bait, wa rahmatullahi wa barakatuh?" Yang keluar
ketika itu adalah Raihanah, ia berkata: "Aisyah sedang pergi ke rumah Siti
Fatimah. Kemudian Mu'az menuju ke rumah Siti Fatimah dan mengucapkan:
"Assalamualaikum ya ahli bait."

Siti Fatimah menyambut salam tersebut, kemudian ia berkata:
"Rasulullah SAW bersabda: Orang yang paling alim di antara kamu tentang
perkara halal dan haram adalah Mu'az bin Jabal, ia adalah kekasih Rasulullah
SAW."

Kemudian Fatimah berkata lagi: "Masuklah wahai Mu'az?" Ketika Mu'az
melihat Siti Fatimah dan Aisyah ra ia terus pengsan dan tak sedarkan diri.
Ketika ia sedar, Fatimah lalu berkata kepadanya: "Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda: Sampaikanlah salam saya kepada Mu'az dan khabarkan kepadanya
bahwasanya ia kelak di hari kiamat sebagai imam ulama."

Wallahu a’lam bishshowab

4 Comments:

At 10:23 PM, Blogger Abe Poetra said...

This comment has been removed by a blog administrator.

 
At 10:25 PM, Blogger Abe Poetra said...

hmm.. cerita tauladan yg menyentuh mbak! eh.. ini mbak ambil dari eramuslim yah?



http://abepoetra.blogdrive.com

 
At 5:02 PM, Blogger Fa2 said...

Artikel dari seorang teman...yang dikirim 4 th-nan yg lalu...aslinya berbahasa melayu. Alhamdulillah udah punya yang lebih terperinci...dari buku yang pernah dibeli oleh @y4h. Very good untuk mengingatkan kita dikala jiwa ini malas u diajak beramal kebajikan

 
At 2:28 AM, Blogger hanan2jahid said...

subhanallah...
kisah yang penuh hikmah. Mudah2an kita bisa mengambil teladan dari mereka ya

 

Post a Comment

<< Home

Name :
Web URL :
Message :
smileys